Selasa, 07 November 2017

Penyakit Pneumonia pada Anak dan Balita




 Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang alveolus dan jaringan interstisial. Pneumonia masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens penyakit sekitar 10-20 per 100 anak setiap tahun di negara berkembang, sedangkan negara maju hanya 2-4 kasus per 100 anak setiap tahunnya. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun. Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia (kurang lebih 2 juta anak) disebabkan pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Berbagai faktor risiko mortalitas pneumonia anak balita di negara berkembang adalah pneumonia pada masa bayi, berat badan lahir rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI adekuat, malnutrisi, defisiensi Vitamin A, prevalensi kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan pajanan terhadap polusi udara Berdasarkan usia anak. WHO mengklasifikasikan pneumonia menjadi pneumonia ringan, pneumonia berat dan pneumonia sangan berat. Pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan, bayi di sebut menderita pneumonia sangat berat  jika menunjukkan nafas berat atau  mengalami  retaksi yang berat, sedangkan pneumonia sangat berat jika bayi tidak mau menyusui atau minum, kejang, letargi, demam, hipotermia, bradypnea atau nafas iraguler. Pada anak usia 2 bulan hingga 5 tahun, anak disebut mengalami pneumponia ringan. Anak yang di diagnosa menderita pneumonia dapat di rawat di rumah dan di rumah sakit. bayi perlu dirawat di rumah sakit apabila saturasi okigen < dari 92%, ada sianosis, frekuensi nafas >60 kali/menit, distres nafas, apnea intermiten atau grunting, tidak mau minum atau menyusui, keluarga tidak bisa merawat di rumah. Indikasi anak yang perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit apabila saaturasi oksigen <92%, sianosis, frekuensi nafas >50, distress nafas, grunting, ada tanda-tanda dehidrasi, keluarga tidak bisa merawat di rumah. 
 

A.    Definisi pneumonia
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan parenkim paru. Sebagian besar serangan  pneumonia pada anak terjadi karena infeksi virus; sebagian kecil disebabkan oleh infeksi bakteri.

B.     Potofisologi
Organisme yang menyebabkan pneumonia virus juga merupakan kausa umum infeksi saluran nafas atas akibat virus. Bakteri penyebab pneumonia bervarasi tergantung pada usia anak. Saluran nafas bawah biasanya steril. Infeksi biasanya terjadi karen defek pada pertahanan penjamu yang melindungi paru, inhalasi inoculum besar virus atau bakteri atau infeksi paru pada hematogen. Infeksi epitel bronkus menyebabkan kematian sel, peluruhan sel, peradangan local dan edema dengan penyempitan saluran nafas. Alveolus menjadi terisi cairan dan infeksi menyebar keparenkim paru sekitar.
Pneumonia bakteri berulang mengisyaratkan adanya penyakit lain yang mendasari. Contohnya adalah imunodefisiensi, kelainan anomatik.

C.     Penyebab Pneumonia
Pneumonia di sebabkan oleh berbagai mikroorganisme baik virus, jamur maupun bakteri. Bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah S.pneumonia  yang mengenai berbagai kelompok umur. Anak yang berusia kurang dari 3 tahun paling sering terinfeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan pada umur yang lebih muda di sebabkan oleh adenovirus, parainfluenza virus, influenza virus. Pada anak di atas 10 tahun pneumonia di sebabkan oleh  Mycoplasma pneumonia, Chlamydia pneumonia. Selain berbagai mikroorganisme tersebut ada pula beberapa factor yang mempermudah seseorang terinfeksi pneumonia, antara lain defek anatomi bawaan, deficit imunologi, polusi. GER(gastroesophageal reflix), aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak minum ASI, imunisasi tidak lengkap dan lingkungan yang kumuh.

D.    Gejala Klinis Pneumonia
Gejala klinis pneumonia antara lain batuk kering kemudian berubah menjadi batuk berdahak purulent, batuk berdahak, sesak nafas, demam, kesulitan makan/minum, dan tampak lemah. Gambaran fisik ditemukan disters nafas seperti tekipnea, retraksi subcostal, krepitasi, dan penurunan suara paru.

E.     Perbedaan Etiologi Infeksiosa Terkait Umur


NO
Usia
Patogen
1
0-1 Bulan
Streptococcus agalactiae, bakteri enteric gram-negatif, staphylococcus auteus, listeria monocytogenes, CMV, kadang HSV
2
1-3 Bulan
Virus, S, agalactiae, Enterobacteriaceae,S,aureus, Streplococcus pneumonia, chlamydia trachomatis.
3
3 Bulan – 5 tahun
Virus, S, pneumonia, S, aureus, streptococcus pyogenes (jarang), Mycoplasma pneumoniae
4
> 5 Tahun
Virus, M.pneumoniae, chlamydophila pneumoniae, S.pneumonia, S.aureus, S.pyogenes (jarang)


F.      Pemeriksaan Penting pada Penyakit Pneumonia
1.      Pemeriksaan foto toraks yang di lakukan khususnya  pada anak yang mengalami rawat inap
2.      Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit
3.      pewarnaan gram pada sputum perlu di lakukan
4.      pemeriksaan fungsi cairan pleura untuk pemeriksaan mikroskopis
5.      kultur dan deteksi antigen bakteri
6.      pemeriksaan protein C reaktif (C-Reaktif protein, CRP) 
7.      LED
8.      Uji tuberculin jika perlu di lakukan

Kesimpulan 


Pneumonia adalah infeksi atau peradangan parenkim paru. Sebagian besar serangan  pneumonia pada anak terjadi karena infeksi virus; sebagian kecil disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan tepat pada sasaran.



DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Y. dan Sang A.K.I. (2012). Karakteristik Pasien Pneumonia di Ruang Rawat Inap
Anak Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. https://docs.google.com/
Vol. 39, No. 3. Diunduh pada tanggal 05 November 2017 pukul 13.30 WIB.

Hartati Susi. DKK. (2012). Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Pada Anak Balita.
pada tanggal 05 November 2017 pukul 15.00 WIB.

          Bernstein, D & Steven P.S. (2017). Ilmu Kesehatan anak : untuk Mahasiswa Kedokteran.Editor Edisi Bahasa Indonesia, Radius Kusuma et all. Ed 3. Jakarta : EGC.

Suandi, I.K.G. (2014). Diet Anak Sakit : Gizi Klinik  Ed 2. Jakarta : EGC.