Pneumonia adalah
infeksi akut yang menyerang alveolus dan jaringan interstisial. Pneumonia masih
merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens penyakit
sekitar 10-20 per 100 anak setiap tahun di negara berkembang, sedangkan negara
maju hanya 2-4 kasus per 100 anak setiap tahunnya.
Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun. Diperkirakan hampir
seperlima kematian anak di seluruh dunia (kurang lebih 2 juta anak) disebabkan pneumonia,
sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Berbagai faktor risiko
mortalitas pneumonia anak balita di negara berkembang adalah pneumonia pada
masa bayi, berat badan lahir rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat
ASI adekuat, malnutrisi, defisiensi Vitamin A, prevalensi kolonisasi bakteri
patogen di nasofaring, dan pajanan terhadap polusi udara Berdasarkan usia
anak. WHO mengklasifikasikan pneumonia menjadi pneumonia ringan, pneumonia
berat dan pneumonia sangan berat. Pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan,
bayi di sebut menderita pneumonia sangat berat
jika menunjukkan nafas berat atau
mengalami retaksi yang berat,
sedangkan pneumonia sangat berat jika bayi tidak mau menyusui atau minum,
kejang, letargi, demam, hipotermia, bradypnea atau nafas iraguler. Pada anak
usia 2 bulan hingga 5 tahun, anak disebut mengalami pneumponia ringan. Anak
yang di diagnosa menderita pneumonia dapat di rawat di rumah dan di rumah sakit.
bayi perlu dirawat di rumah sakit apabila saturasi okigen < dari 92%, ada
sianosis, frekuensi nafas >60 kali/menit, distres nafas, apnea intermiten
atau grunting, tidak mau minum atau menyusui, keluarga tidak bisa merawat di
rumah. Indikasi anak yang perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit apabila
saaturasi oksigen <92%, sianosis, frekuensi nafas >50, distress nafas,
grunting, ada tanda-tanda dehidrasi, keluarga tidak bisa merawat di rumah.
A.
Definisi
pneumonia
Pneumonia
adalah infeksi atau peradangan parenkim paru. Sebagian besar serangan pneumonia pada anak terjadi karena infeksi
virus; sebagian kecil disebabkan oleh infeksi bakteri.
B.
Potofisologi
Organisme
yang menyebabkan pneumonia virus juga merupakan kausa umum infeksi saluran
nafas atas akibat virus. Bakteri penyebab pneumonia bervarasi tergantung pada
usia anak. Saluran nafas bawah biasanya steril. Infeksi biasanya terjadi karen
defek pada pertahanan penjamu yang melindungi paru, inhalasi inoculum besar
virus atau bakteri atau infeksi paru pada hematogen. Infeksi epitel bronkus menyebabkan
kematian sel, peluruhan sel, peradangan local dan edema dengan penyempitan
saluran nafas. Alveolus menjadi terisi cairan dan infeksi menyebar keparenkim
paru sekitar.
Pneumonia
bakteri berulang mengisyaratkan adanya penyakit lain yang mendasari. Contohnya
adalah imunodefisiensi, kelainan anomatik.
C.
Penyebab
Pneumonia
Pneumonia
di sebabkan oleh berbagai mikroorganisme baik virus, jamur maupun bakteri.
Bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah S.pneumonia yang mengenai
berbagai kelompok umur. Anak yang berusia kurang dari 3 tahun paling sering
terinfeksi Respiratory Syncytial Virus
(RSV) dan pada umur yang lebih muda di sebabkan oleh adenovirus, parainfluenza virus, influenza virus. Pada anak di atas
10 tahun pneumonia di sebabkan oleh Mycoplasma pneumonia, Chlamydia pneumonia.
Selain berbagai mikroorganisme tersebut ada pula beberapa factor yang
mempermudah seseorang terinfeksi pneumonia, antara lain defek anatomi bawaan,
deficit imunologi, polusi. GER(gastroesophageal
reflix), aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak minum
ASI, imunisasi tidak lengkap dan lingkungan yang kumuh.
D.
Gejala
Klinis Pneumonia
Gejala
klinis pneumonia antara lain batuk kering kemudian berubah menjadi batuk
berdahak purulent, batuk berdahak, sesak nafas, demam, kesulitan makan/minum,
dan tampak lemah. Gambaran fisik ditemukan disters nafas seperti tekipnea,
retraksi subcostal, krepitasi, dan penurunan suara paru.
E.
Perbedaan
Etiologi Infeksiosa Terkait Umur
NO
|
Usia
|
Patogen
|
1
|
0-1
Bulan
|
Streptococcus
agalactiae, bakteri enteric gram-negatif, staphylococcus auteus, listeria
monocytogenes, CMV, kadang HSV
|
2
|
1-3
Bulan
|
Virus,
S, agalactiae, Enterobacteriaceae,S,aureus, Streplococcus pneumonia,
chlamydia trachomatis.
|
3
|
3
Bulan – 5 tahun
|
Virus,
S, pneumonia, S, aureus, streptococcus pyogenes (jarang), Mycoplasma
pneumoniae
|
4
|
>
5 Tahun
|
Virus,
M.pneumoniae, chlamydophila pneumoniae, S.pneumonia, S.aureus, S.pyogenes
(jarang)
|
F.
Pemeriksaan
Penting pada Penyakit Pneumonia
1.
Pemeriksaan
foto toraks yang di lakukan khususnya
pada anak yang mengalami rawat inap
2.
Pemeriksaan
laboratorium, seperti pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit
3.
pewarnaan
gram pada sputum perlu di lakukan
4.
pemeriksaan
fungsi cairan pleura untuk pemeriksaan mikroskopis
5.
kultur
dan deteksi antigen bakteri
6.
pemeriksaan
protein C reaktif (C-Reaktif protein,
CRP)
7.
LED
8.
Uji
tuberculin jika perlu di lakukan
Kesimpulan
Pneumonia
adalah infeksi atau peradangan parenkim paru. Sebagian besar serangan pneumonia pada anak terjadi karena infeksi
virus; sebagian kecil disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus,
streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang
lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih
4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang
meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak
mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal,
imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat
diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi,
energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati
maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai perawat yang
profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan
hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan
diagnosa keperawatan dan tepat pada sasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurniawan, Y. dan Sang A.K.I. (2012).
Karakteristik Pasien Pneumonia di Ruang Rawat Inap
Anak
Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. https://docs.google.com/
Vol. 39,
No. 3. Diunduh pada tanggal 05 November 2017 pukul 13.30 WIB.
Hartati
Susi. DKK. (2012). Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Pada Anak Balita.
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/42/42. Vol. 15, No. 1. Diunduh
pada tanggal 05 November 2017 pukul 15.00
WIB.
Suandi,
I.K.G. (2014). Diet Anak Sakit : Gizi
Klinik Ed 2. Jakarta : EGC.